Paksi Bhumisena

ARTIKEL BOS: Saat Aku 3 Hari di Gresik


Oleh: Paksi Bhumisena, Juru Ketik & Penggali Ide: Ibu

 

Berperahu di Pulau Mengare

Awalnya, aku diajak Pakdhe Kris dan Bunda Noer. Mereka adalah dua budayawan Gresik yang sangat menyayangiku.  Sampai-sampai kalau aku datang ke sana, aku diberi es krim. Mereka mengajakku ikut Cultural Trip To Grissee V.

Prasasti di makam Pusponegoro

Aku mengunjungi makam Pusponegoro. Dia adalah bupati pertama Gresik. Dan, aku akan menamai anakku Pusponegoro. Karena, aku ingin menjadikannya bunga negara. Tujuannya menjadi pemimpin yang baik, selalu menuju Allah, dan memperbaiki negara.

Ini aku dan Om Gatot

Aku ke benteng Lodewijk. Di sana, bertemu banyak monyet, dan aku naik perahu ke sana. Aku melewati pantai dan toilet. Aku juga bertemu Om Gatot. Om Gatot itu tegas, tapi ramah dan lucu. Om Gatot mengatakan, jam 2 atau jam 1 ada makhluk bukan manusia di hutan benteng. Tapi, saat jam 1 atau jam 2, aku tidak melihat hal yang aneh. Kalau menurutku, aliennya itu monyet! Aku juga menemukan cangkang fosil hidup di Pantai Ayang-Ayang, yaitu Ikan Tapal Kuda. Tapi, hancur dan ketinggalan di homestay.

Aku menemukan cangkang Ikan Tapal Kuda di Pantai Ayang-Ayang

Di Kampung Kemasan, di situlah aku diapresiasi sebagai Peserta Terkecil oleh Pakdhe Kris. Kampung Kemasan adalah kampung keluarga di Gresik. Di situlah aku diberi motor mainan dan piala rusa yang indah. Di situ,  ada teknik kamuflase dengan mengukir jendela. Jadi malam-malam, pencuri ingin membuka jendela, tapi tidak bisa. Karena itu cuma ukiran.

Ditemani Ibu, aku menerima hadiah apresiasi dari Pakdhe Kris Adji

Perjalanan ini sangat menyenangkan, tapi melelahkan. Perjalanan ini sangat penting, karena bisa mengetahui sejarah Gresik.

Hadiah rusa kaca yang indah & mainan motor

Leave a comment